Tuesday 18 October 2011

Lawang Sewu

Lawang Sewu (Pusat Kota Semarang)

Lawang SewuLawang Sewu, yang berarti seribu pintu, adalah nama sebuah bangunan warisan kolonial yang terletak di sekitar bundaran Tugu Muda, pusat kota Semarang. Saya pasti telah pernah melewati gedung Lawang Sewu pada beberapa kunjungan ke kota Semarang sebelumnya, dan banyak blog telah bercerita tentangnya, namun baru beberapa waktu lalu saya tahu keberadaan Lawang Sewu dan punya kesempatan pergi berkunjung ke gedung Lawang Sewu ini ditemani oleh Senja.
Hanya ada sebuah meja tua di pintu masuk bangunan Lawang Sewu itu, dengan seorang pria yang menungguinya yang kemudian menjadi pemandu jalan. Saya tidak bertanya berapa karcis masuknya, namun ketika meletakkan lembaran Rp.20.000 di atas meja saya tidak menerima uang kembalian.
Lawang Sewu dibangun pada tahun 1903 dan diresmikan pada 1 Juli 1907, berdasarkan rancangan arsitektur yang dibuat oleh Klinkkaner dan Quendaag. Pada tahun 1920, bangunan ini dipakai sebagai kantor pusat Nederlandsch Indische Spoor-weg Maatschapij (NIS), maskapai kereta api pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1864.

Setelah kemerdekaan, bangunan Lawang Sewu ini digunakan oleh Djawatan Kereta Api Indonesia (DKARI, sekarang PT Kereta Api Indonesia), kemudian beralih menjadi markas Kodam IV/Diponegoro, dan akhirnya sebagai kantor Kementrian Perhubungan.

Selama perang 5-hari di Semarang, dari 14-18 Agustus 1945, Lawang Sewu dan daerah di selelilingnya merupakan pusat pertempuran antara para pejuang Indonesia dengan balatentara pendudukan Kekaisaran Jepang. Konon banyak para pejuang yang disiksa sampai mati di lorong bawah tanah di dalam bangunan itu. Lima diantara pejuang Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) yang gugur dimakamkan di halaman depan Lawang Sewu, yaitu Noersam, Roesman, RM Moenardi, RM Soetardjo dan Salamoen, dan dibuat tengara di sebelah kiri pintu masuk bertuliskan nama para pejuang yang gugur.
Lawang Sewu
Pintu masuk Lawang Sewu.
Lawang Sewu
Pemandangan dari lantai dua Lawang Sewu ke arah pintu masuk di bagian bawah. Semoga anda bisa melihat tulisan pada dinding yang menunjukkan kaitan gedung Lawang Sewu ini dengan satuan militer.
Lawang Sewu
Salah satu lukisan kaca di Lawang Sewu dari foto sebelumnya.
Lawang Sewu
Sebuah pemandangan dari balkon Lawang Sewu ke arah Tugu Muda. Bangunan di sebelah kiri adalah museum tentara yang sayangnya tutup pada hari Minggu.
Lawang Sewu
Lorong dengan sebagian dari pintu seribu di Lawang Sewu itu.
Lawang Sewu
Lawang Sewu dari sudut pandang yang lain.
Lawang Sewu
Sel-sel tahanan bawah tanah Lawang Sewu. Pengunjung perlu menyewa sepatu dan membayar pemandu untuk menyusuri lorong yang digenangi air setinggi betis ini.
Lawang Sewu
Jika saja tidak ada pemandu jalan, sepertinya akan ada rasa segan untuk menyusuri lorong bawah tanah Lawang Sewu ini, meski ditemani lampu senter sekali pun.
Lawang Sewu
Foto Lawang Sewu di atas diperoleh dengan bantuan Senja, karena ia menurunkan dan lalu menjemput saya lagi, tepat sebelum lampu merah.
Lawang Sewu
Lawang sewu adalah satu dari sekian banyak tempat menarik di Kota Semarang, yang seringkali terlewatkan karena minimnya informasi yang tersedia di tempat-tempat yang biasa dikunjungi pendatang, seperti di hotel dan restoran, serta bandara. Informasi saja tentu tidak mencukupi, namun perlu dibarengi dengan pengelolaan tempat wisata yang baik sehingga pengunjung terdorong untuk membelanjakan uangnya, yang tentunya akan menguntungkan bagi peningkatan penghasilan masyarakat sekitar. Kepuasan pengunjung pada gilirannya juga akan menjadi bahan promosi yang sangat baik bagi tempat-tempat wisata itu.

Lawang Sewu

 Ujung Jalan Pemuda, di sekitar bundaran Tugu Muda,

pusat Kota Semarang.

Bergambar di hadapan Lawang Swu, Semarang


Lihat peta Lawang Sewu dalam ukuran besar

No comments:

Post a Comment